Jakarta , PW HIMMAH DKI Meminta Kapolri Menonaktifkan Kapolda Metro Jaya, Karena Dinilai Ada Hubungan Khusus Dengan Ferdy Sambo Jakarta – Sahala Pohan yang merupakan Ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) DKI Jakarta menilai desakan kelompok (organisasi) maupun masyarakat agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga ikut menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran sangat wajar. Diketahui bahwa sebelumnya Kapolda Metro Jaya itu sempat berpelukan dengan otak dan dalang pembunuhan Brigadir J, yakni mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dikantornya. Sahala menilai dengan berpelukannya mereka, apalagi kejadian tersebut di wilayah kerja Polda Metro Jaya tentu dugaan kita, Pak Fadil Imran tahu bagaimana kejadian sesungguhnya. “Kapolda sempat bertemu cipika-cipiki dengan Ferdy Sambo. Kita sebagai agen of change dan social control hingga publik masih penasaran dan bertanya-tanya soal kejadian itu,” ucap sahala Selain itu, pernyataan Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto yang mengatakan ada keterlibatan 7 anak buah Kapolda yang mengikuti skenario Ferdy Sambo juga jadi pemicu. Jadi, desakan publik itu merupakan efek nyata setelah Kapolri menyebut Presiden Jokowi meminta dirinya mengusut tuntas dan tegas dalam menangani kasus tersebut, Kita ketahui bahwa arahan Presiden Republik Indonesia “Ya sejak awal kan saya sampaikan, usut tuntas. Jangan ragu-ragu. Jangan ada yg ditutup- tutupi. Ungkap kebenaran apa adanya , ungkap kebenaran apa adanya,” Dan juga Sahala, menilai bahwa desakan publik mengenai hal tersebut merupakan efek dari pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengatakan bahwa dirinya akan mengusut tuntas kasus tersebut tanpa pandang bulu. Oleh sebab itu pihaknya dari PW HIMMAH DKI Jakarta meminta “agar Pak Kapolri segera memanggil, memeriksa dan menonaktifkan Kapolda Metro Jaya. Jangan sempat masyarakat yang mengasumsikan bahwa Fadil Imran dilindungi Kapolri,” Kita yakin dengan demikian, citra Polri dimata rakyat akan lebih baik, dan dinilai bersungguh-sungguh dan tidak setengah hati terkait pengusutan kasus kematian Brigadir J itu. Sahala menambahkan jika memang terbukti ada kedekatan khusus antara Kapolda Metro Jaya dengan Ferdy Sambo, Kapolri harus melakukan investigasi demi kejelasan yang sesungguhnya. “Kalau benar ada sesuatu, periksa. jika memang terbukti ada sesuatu antara mereka segera nonaktifkan kapolda demi terlaksananya perintah Presiden Joko Widodo.” Tutur Sahala Menurutnya, sebagai pimpinan seharusnya kapolda sudah mundur karena terbukti 7 anak buahnya bersalah. Karena jika anak buah yang salah maka pimpinan yang harus bertanggung jawab. Di akhir pernyataan PW HIMMAH DKI Sangat Mengapresiasi Polri dengan tim khusus patut diapresiasi. Walau butuh waktu 1 bulan, setidaknya bisa membuka tabir pelan-pelan yang melibatkan para petinggi Polri ikut terlibat sebanyak 31 anggota yang melanggar etik ditindak tegas. Ini juga bisa menjadi entry point bagi Polri untuk membersihkan anasir-anasir jahat dalam tubuh Polri,” Ucapnya di Jakarta 15/8/2022Jakarta – Sahala Pohan yang merupakan Ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) DKI Jakarta menilai desakan kelompok (organisasi) maupun masyarakat agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga ikut menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran sangat wajar.
Diketahui bahwa sebelumnya Kapolda Metro Jaya itu sempat berpelukan dengan otak dan dalang pembunuhan Brigadir J, yakni mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dikantornya.
Sahala menilai dengan berpelukannya mereka, apalagi kejadian tersebut di wilayah kerja Polda Metro Jaya tentu dugaan kita, Pak Fadil Imran tahu bagaimana kejadian sesungguhnya.
“Kapolda sempat bertemu cipika-cipiki dengan Ferdy Sambo. Kita sebagai agen of change dan social control hingga publik masih penasaran dan bertanya-tanya soal kejadian itu,” ucap sahala
Selain itu, pernyataan Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto yang mengatakan ada keterlibatan 7 anak buah Kapolda yang mengikuti skenario Ferdy Sambo juga jadi pemicu.
Jadi, desakan publik itu merupakan efek nyata setelah Kapolri menyebut Presiden Jokowi meminta dirinya mengusut tuntas dan tegas dalam menangani kasus tersebut, Kita ketahui bahwa arahan Presiden Republik Indonesia “Ya sejak awal kan saya sampaikan, usut tuntas. Jangan ragu-ragu. Jangan ada yg ditutup- tutupi. Ungkap kebenaran apa adanya , ungkap kebenaran apa adanya,”
Dan juga Sahala, menilai bahwa desakan publik mengenai hal tersebut merupakan efek dari pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengatakan bahwa dirinya akan mengusut tuntas kasus tersebut tanpa pandang bulu.
Oleh sebab itu pihaknya dari PW HIMMAH DKI Jakarta meminta “agar Pak Kapolri segera memanggil, memeriksa dan menonaktifkan Kapolda Metro Jaya. Jangan sempat masyarakat yang mengasumsikan bahwa Fadil Imran dilindungi Kapolri,” Kita yakin dengan demikian, citra Polri dimata rakyat akan lebih baik, dan dinilai bersungguh-sungguh dan tidak setengah hati terkait pengusutan kasus kematian Brigadir J itu.
Sahala menambahkan jika memang terbukti ada kedekatan khusus antara Kapolda Metro Jaya dengan Ferdy Sambo, Kapolri harus melakukan investigasi demi kejelasan yang sesungguhnya.
“Kalau benar ada sesuatu, periksa. jika memang terbukti ada sesuatu antara mereka segera nonaktifkan kapolda demi terlaksananya perintah Presiden Joko Widodo.” Tutur Sahala
Menurutnya, sebagai pimpinan seharusnya kapolda sudah mundur karena terbukti 7 anak buahnya bersalah. Karena jika anak buah yang salah maka pimpinan yang harus bertanggung jawab.
Di akhir pernyataan PW HIMMAH DKI Sangat Mengapresiasi Polri dengan tim khusus patut diapresiasi. Walau butuh waktu 1 bulan, setidaknya bisa membuka tabir pelan-pelan yang melibatkan para petinggi Polri ikut terlibat sebanyak 31 anggota yang melanggar etik ditindak tegas. Ini juga bisa menjadi entry point bagi Polri untuk membersihkan anasir-anasir jahat dalam tubuh Polri,” Ucapnya di Jakarta 15/8/2022