Jakarta dettiknews.com. Mengoptimalkan sumber daya lahan terbatas untuk difungsikan sebagai area pertanian perkotaan atau urban farming merupakan cara yang efektif dalam mendukung upaya peningkatkan ketahanan pangan. Metode ini juga diterapkan oleh komponen masyarakat RW 016 Kelurahan Pegangsaan Dua dan jajaran pengurus Gereja Santo Andreas Kim Tae Gon dengan mengembangkan sistem urban farming di Kebun Gereja Santo Andreas Kim Tae Gon.
“Semenjak ada kasus Covid-19 di tahun 2020, kami mulai memanfaatkan lahan gereja untuk dijadikan perkebunan yang ditanami dengan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan seperti terong, kangkung, cabe, singkong, bayam, kacang panjang, pisang, dan lain-lain. Selain tanaman, kami juga mengembangkan budidaya ikan lele, nila, dan juga beternak ayam,” ungkap Ketua RW 016 Pegangsaan Dua, Henni Iriawati saat acara panen raya di Kebun Gereja Santo Andreas Kim Tae Gon, Selasa (14/2).
Henni mengungkapkan berbagai jenis sayuran yang tersedia di kebun merupakan tanaman organik sehingga lebih menyehatkan. “Sayurannya semua organik, tidak memakai bahan kimia. Saat panen, sayurannya akan dijual ke warga sekitar dengan harga yang terjangkau kemudian hasil penjualannya akan digunakan juga untuk membeli bibit tanaman,” terangnya.
Komitmen yang kuat dari komponen masyarakat RW 016 Pegangsaan Dua untuk meningkatkan penghijauan dengan sistem urban farming mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, Abdul Khalit dan Kasudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kota Administrasi Jakarta Utara, Unang Rustanto.
“Ini luar biasa dan patut diapresiasi karena mereka sudah berusaha dan mampu mengaplikasikan sistem urban farming di lingkungannya,” ucap Abdul Khalit didampingi Sekretaris Camat Kelapa Gading, Suci Cintya Polaputri, Lurah Pegangsaan Dua, Vera Fitria, dan jajaran lainnya. Sementara itu, Kasudin KPKP Kota Administrasi Jakarta Utara, Unang Rustanto menjelaskan di wilayah Jakarta Utara terdapat 76 penggiat urban farming. “Istimewanya di kebun ini adalah semuanya serba organik sehingga punya nilai plus, nanti kita akan lakukan pembinaan secara rutin. Harapan kami, hasil penjualan sayuran dan lainnya bisa disisihkan untuk membeli bibit baru yang artinya sudah mandiri,” tambahnya.
( Jhonny )